Riview Game Online
Point Blank
Disini saya akan mencoba untuk mereview sebuah game yang
selalu populer di kalangannya yaitu Point Blank. Saya sendiri sudah bermain
game point blank dari pertama kali rilis di Indonesia atau tepatnya pada tahun
2016. Ketika itu game point blank berada dibawah managemen gemscool. Game ini belum
banyak digemari dan setelah setengah tahun semenjak rilis, game ini telah
meledakkan pasar game dengan pengunjung mencapai diatas 1jt pemain.
Saat setahun perdananya akhirnya point blank indonesia
mengadakan turnament besar besaran yang disebut PBNC yaitu Point Blank National
Champions. PBNC adalah turnament Point Blank yang paling sering ditunggu –
tunggu oleh troopers. Game Point Blank ini sangat mudah dipelajari bagi para
pemula atau pendatang baru, karena fitur – fitur yang ada pada pb ini sangatlah
mudah dimengerti seperti pencetannya dan juga cara menggerakan/bermainnya.
Berikut adalah tampilan depan Point Blank setelah kita
berada didalam game
Setelah kita lihat tampilan yang ada, kita bisa mengetahui
kan. Kita dapat dengan mudah membuat char pb, cukup dengan membuat id gemscool
kita bisa langsung memainkan game tersebut. Dan sekarang game Point Blank
sendiri telah pindah tangan kepada perusahaan game yang disebut Garena
Indonesia. Point Blank sendiri masih berdiri di Garena hingga sekarang dan
semakin dibanyaki pengunjung.
Kelebihan
Server yang ada pada Garena lebih kuat dibandingkan di
gemscool dulu. Dan event yang ada hampir setiap minggu ada, itulah yang membuat
Point blank ini ramai dan semakin ramai lagi pengunjung. Apalagi dari senjata
yang ada ketika pb ditangani dengan garena banyak segali senjata model baru
yang sangat keren dan fiturnya juga luar biasa bagus.
Keburukan atau Kekurangan
Keburukan game Point Blank ialah banyaknya kecurangan atau
pengguna cheat. Ketika pb masih berada dibawah perusahaan gemscool banyak
sekali cheat yang beredar dari mulai WH, Auto HS, dll. Maka dari itu pada akhir
jaman pb di perusahaan gemscool banyak pemain atau troopers yang sudah vakum
atau pensi dari game ini, itu dikarenakan banyaknya cheat yang beredar sampai –
sampai disetiap room terdapat pengguna cheat. Tetapi ketika pb sudah berada di
perushaan Garena cheat telah berkurang bahkan sudah hampir tak pernah lagi
terlihat. Karena Garena sendiri selalu mengupdate script yang ada dan selalu
menjunjung tinggi sportifitas.
Dampak Positif dan Negatif
Dampak positif dari bermain game ini ialah kita dapan
belajar untuk lebih teliti dan sigap dalam segala hal seperti ketika ada musuh
yang datang kita harus dengan cepat menembaknya agar lebih dulu membunuhnya
sebelum kita terbunuh. Disini juga kita diajarkan untuk disiplin dan tegas
dalam menggambil keputusan.
Dampak Negatifnya kita bisa lupa waktu karena game,
contohnya seperti lupa waktu sholat dan lupa waktu belajar karena ketagihan
bermain. Dan tidak cuma itu, disini kita juga bisa membuat mata kita menjadi
semakin lemah atau bahkan min karena terlalu lama bermain didepan komputer.
Sebuah mod yang berhasil menarik hati jutaan gamer di
seluruh dunia, Defense of The Ancients (DOTA) memang menjadi fenomena
tersendiri. Mengubah mekanik awal yang ditawarkan oleh Warcraft III, IceFrog
menyuntikkan sensasi RPG yang lebih kental dengan membawa pertempuran hero
sebagai fokus utama. Tidak lagi harus dipusingkan dengan strategi membangun
unit, gamer kini dibawa dalam mode PvP yang cepat, intens, dan pastinya –
memacu adrenalin. Berfokus membangun karakter dengan perannya masing-masing dan
memainkan peran terbaik dalam pertempuran tim, DOTA bahkan diakui sebagai salah
satu game kompetitif yang seringkali dipertandingkan di kancah internasional.
Tidak salah jika Valve tertarik untuk mengakuisisi nama yang satu ini.
Perjalanan akuisisi Valve atas nama DOTA memang bukan
perkara mudah. Sempat mengalami konflik dengan Blizzard sebagai pemilik
Warcraft III, perseteruan ini untungnya berakhir damai. Valve berkesempatan
untuk terus melanjutkan terus proyek ambisius ini, menawarkan berbagai
modifikasi di sisi visual dan tentu saja mekanik gameplay yang lebih seimbang.
Memasuki proses beta dan berhasil menjaring ratusan ribu gamer selama proses
ini, Valve akhirnya siap untuk keluar dari fase yang satu ini. Setahun sejak
rilis betanya, Valve akhirnya secara resmi merilis DOTA 2 secara bebas kepada
publik. Sembari memastikan proses peralihan ini tidak akan mengganggu
pengalaman mereka yang sudah masuk ke dalam masa beta, DOTA 2 akhirnya terbuka
bagi setiap gamer lewat sistem F2P yang ia usung.
Mengingat masa beta yang sudah berakhir dan eksistensinya
sebagai sebuah game resmi yang terbuka secara komersil, ini menjadi momen yang
tepat bagi JagatPlay untuk melemparkan beberapa impresi yang sempat kami
tangkap, tentu saja – selama setahun terakhir ini. Apa saja yang berubah?
Menjadi lebih baik atau lebih buruk? Atau ia masih belum mampu menundukkan
popularitas DOTA pertama?
Beradaptasi dengan Sisi Visual yang Baru
Perombakan di sisi visual tampil tak ubahnya pedang bermata
dua. Di satu sisi, ia menawarkan kualitas grafis yang lebih modern mengikuti
perkembangan zaman. Namun di sisi lain, gamer dituntut untuk kembali
beradaptasi dengan animasi gerak dan skill yang tentu saja krusial dalam
pertempuran.
Urusan hak dagang atas nama memang memaksa Valve untuk
melakukan beberapa penyesuaian, mengingat versi pertama DOTA memang dibangun
dari model karakter dari beberapa game ikonik Blizzard – dari Warcraft III
hingga Starcraft. Untuk memastikan game MOBA teranyar mereka ini tidak terus
melewati proses hukum, Valve akhirnya mengubah beberapa aspek yang signifikan,
terutama di sisi kosmetik.
Salah satu yang paling signifikan adalah perubahan model
karakter yang digunakan. Walaupun hadir dengan model karakter yang jauh berbeda
dengan lebih halus, Anda tetap dapat menemukan beberapa ciri utama karakter
yang tetap dipertahankan dari seri pertamanya. Konsep ini mempermudah para
gamer DOTA pertama untuk menyesuaikan diri dengan cepat, terutama mereka yang
belum familiar dengan desain baru hero yang ada. Tidak hanya dari model karakter, Valve juga menyuntikkan nama yang
lebih “umum” untuk mencegah permasalahan lebih jauh.
Perubahan visualisasi ini juga diterapkan untuk beragam
desain item dan persenjataan yang ditawarkan di toko. Memang butuh waktu lebih
lama bagi para gamer pendatang baru ataupun mereka yang sempat mencicipi DOTA
pertama untuk menguasai aspek ini lebih dalam. Tidak hanya sekedar mempelajari
desain item dan resep yang untungnya, sedikit terbantu dari penjelasan yang
tetap disertakan ketika Anda melakukan hover di setiap item yang ada, Anda juga
mulai harus menghafal kembali lokasi item yang kini ditempatkan dalam
pengakategorian yang berbeda. Setiap hero juga akan hadir dengan rekomendasi
item untuk memaksimalkan kemampuan terbaiknya, membantu para pendatang baru
untuk lebih dapat menguasai game ini dengan lebih cepat.
Walaupun perubahan desain model tiap karakter cukup berbeda
dibandingkan seri pertama, Valve dan IceFrog tetap mempertahankan ciri-ciri
utama yang familiar.
Animasi yang berbeda juga menuntut Anda untuk kembali
menyesuaikan timing dalam pertempuran.
Perubahan visualisasi berarti juga berpengaruh langsung pada
animasi gerak setiap karakter yang ada. Tidak berpengaruh besar bagi para
pemain DOTA yang baru, namun perubahan animasi ini akan memaksa para pemain
veteran untuk menyesuaikan ritme gameplay kembali. Sementara mereka yang tumbuh
besar bersama dengan game MOBA yang lain, DOTA 2 mungkin akan terasa lebih
lambat. Mengapa animasi sangat signifikan? Karena animasi gerak dan serangan
akan sangat menentukan seberapa baik Anda tampil dalam DOTA 2. Anda
menjadikanya sebagai pondasi untuk melakukan creeping yang efektif dan tentu
saja, melakukan kombinasi skill yang lebih mumpuni.
Valve mungkin menyempurnakan sisi visual untuk DOTA 2 untuk memastikan seri ini mampu
tampil dengan teknologi dan kualitas yang lebih terkini. Namun di sisi lain,
kehadiran fitur ini tentu saja memaksa gamer untuk melakukan beberapa
penyesuaian penting – terutama mereka yang sempat mencicipi DOTA pertama.
Sementara bagi para pendatang baru di genre MOBA dan menjadikan DOTA 2 sebagai
pilihan pertama dan hadir tanpa pengetahuan, perubahan di sisi visual ini tidak
akan memberikan pengaruh yang signifikan.
Dota 2 bukanlah game yang baik untuk pendatang baru, masalnya pemberitaan yang mencuat bahwa Dota 2 adalah game yang sangat keras dan sangat sering ditemukannya perkataan jorok dan tidak baik.
Apa yang membuat sebuah game MOBA sekelas DOTA seperti ini
sulit untuk menjaring para pemain baru yang memang belum pernah mencicipi genre
ini sebelumnya? Ironis memang, namun tanggung jawab terbesar justru terletak di
pundak komunitasnya sendiri. Valve memang tidak segan mengklaim bahwa DOTA 2
saat ini merupakan game dengan komunitas terbesar di Steam, namun di sisi lain,
fakta ini menjadi pedang bermata dua. Popularitasnya yang begitu masif mungkin
akan menarik hati para gamer yang belum pernah menjajal MOBA sebelumnya. Namun
alih-alih menyambut mereka dengan tangan terbuka, komunitas DOTA 2 harus
diakui, bukanlah komunitas yang “sebaik” itu,
Anonimitas dalam dunia maya dipadukan dengan mekanik
gameplay yang memang sangat bergantung pada team-play dan performa individu
setiap anggota, DOTA 2 akan menjadi rumah yang sangat tidak nyaman untuk para
gamer pendatang baru. Valve sendiri memang sudah menyuntikkan mode tutorial dan
“bot” untuk membantu gamer mendapatkan atmosfer pertempuran yang tepat, namun
sayangnya – tidak cukup kuat untuk merepresentasikan kondisi pertarungan ketika
berhadapan dengan user yang lain. Ketika para pendatang baru seringkali mati
atau tidak memberikan kontribusi signifikan dalam pertempuran, maka beragam
makian dan berbagai kalimat merendahkan akan meluncur dengan begitu mudah di
layar kaca Anda. “Noob”, “Stupid”, hingga beberapa kata yang lebih kasar
menjadi pemandangan yang tidak asing lagi.
"Noob" akan menjadi kata yang paling sering Anda
temukan. Harus diakui, DOTA 2 bukanlah komunitas yang terhitung
"ramah" untuk pendatang baru.
Beberapa gamer mungkin melihat agresivitas dan tingkah laku
seperti ini sebagai bumbu kompetisi yang akan membuat adrenalin kian terpompa
kencang. Namun sudut pandang seperti ini ternyata tidak sejalan dengan apa yang
diinginkan Valve sendiri. Untuk memastikan komunitas yang lebih sehat dan
bersahabat – mereka menerapkan sistem
reward dan punishment berdasarkan vote
dan laporan dari gamer yang berpartisipasi dalam pertempuran. Anda bisa memuji
dan memberikan point tertentu ketika Anda merasa bahwa anggota tim Anda
berhasil memperlihatkan kualitas gameplay tertentu, atau Anda juga bisa
memberikan poin negative dalam kategori tertentu sebagai bentuk punishment bagi
para gamer yang kasar, abusive, dan dengan sengaja tampil buruk dalam
permainan. Konsekuensi bagi mereka? Valve akan memberikan penalti dalam kurun
waktu tertentu yang akan membuat proses pencarian otomatis jauh lebih lama dan
panjang dibandingkan dengan para peman dalam kondisi normal.
Sayangnya, mekanisme seperti ini tidak terlihat efektif
untuk mejaring dan melahirkan komunitas yang lebih sehat. Valve memang sempat
mengklaim bahwa jumlah laporan dari para gamer kian menurun seiring dengan
progress masa beta ini. Namun Valve sendiri tampaknya lupa, bahwa penurunan ini
tidak selamanya berarti bahwa komunitas DOTA 2 semakin sehat. Tidak tertutup
kemungkinan bahwa laporan seperti ini menurun drastis karena komunitas sendiri
mulai menerima kondisi komunitas DOTA 2 yang tidak bersahabat atau melihat
laporan yang mereka lontarkan memang tidak seefektif yang dibayangkan.
Interaksi yang Dinamis
Tidak lagi terasa seperti tengah bertempur sendiri,
interaksi yang disuntikkan Valve di DOTA 2 terhitung sangat dinamis.
Salah satu tambahan fitur yang paling menarik dan
mengagumkan dari DOTA 2 adalah fakta bahwa hero yang Anda gunakan saat ini
punya “kesadaran” tersendiri terkait lingkungan pertempuran yang ia temui.
Kesadaran? Benar sekali, jika Anda cukup cermat mendengarkan pola percakapan
yang meluncur tak ubahnya monolog dari setiap karakter – maka Anda akan
menemukan bahwa mereka seringkali melemparkan komentar interaktif dengan
karakter yang lain, baik dalam bentuk lelucon atau sekedar penghinaan.
Tidak lagi terasa seperti individu yang bertempur sendirian,
fitur seperti ini meninggalkan kesan bahwa Anda memang tengah terlibat dalam
pertarungan di dalam sebuah dunia yang terhubung satu sama lain. Contohnya?
Jika Ursa berhasil membunuh Drow Ranger di hutan misalnya, maka ia akan secara
otomatis mengejek Drow dan mengklaim dirinya sebagai penguasa hutan yang
sebenarnya. Interaksi ini juga muncul ketika hero-hero tertentu berhasil
mengenakan item khusus. Sebagai contoh? Tinker yang akan mengeluarkan komentar
“pewpewpew” ketika dipersenjatai Dagon. Hal-hal kecil seperti inilah yang
membuat DOTA 2 terlihat luar biasa dibandingkan dengan game MOBA yang lain.
Beberapa perintah yang Anda tuliskan dalam chat juga akan
ditranslasikan dalam bentuk voice dari karakter yang Anda gunakan. Menuliskan
“Ty” akan membuat karakter Anda mengucapkan thank you, atau sekedar “lol” atau
“hahaha” untuk membuat mereka tertawa secara instan.
Free to Play – Tanpa Implikasi di Sisi Gameplay
DOTA 2 memang ditawarkan sebagai game free to play, namun
bukan berarti Valve akan menjadikannya "proyek amal". Sumber uang
lahir dari beragam item kosmetik yang bisa dibeli dengan uang nyata.
Apalah arti sebuah game kompetitif yang membawa pertempuran
tim yang masif, jika ia tidak hadir dengan sistem balancing hero yang mumpuni.
Jika saja Valve atau IceFrog lengah dan membuat satu atau dua hero terlalu
over-power, maka reputasi DOTA 2 sebagai sebuah game kompetitif yang
menyenangkan akan runtuh begitu saja. Tantangan ini kian berat mengingat DOTA 2
akan didistribusikan Valve sebagai game free to play. Investasi yang terus
dilontarkan selama proses pengembangan dan jumlah server yang kian bertambah
seiring dengan popularitas yang terus meningkat membuat Valve harus mencar cara
untuk mendapatkan keuntungan dari konsep seperti ini. Untungnya, pilihan ini
tidak langsung berpengaruh terharap sisi gameplay yang ada.
Pengembangan video game bukanlah kerja amal. Proses kompleks
yang memakan sumber daya ini selalu berujung pada satu kebutuhan yang sama:
mendulang uang dan tentunya – keuntungan dari sana. Valve tampaknya mengerti
konsekuensi yang harus dihadapi dari konsep free to play yang mereka suntikkan
di DOTA 2. Sebagai game yang sangat bergantung pada keseimbangan para hero
dalam pertempuran – memaksakan kebijakan yang terlihat tak ubahnya “pay to win”
tentu menjadi pilihan yang buruk. Bertahan dengan apa yang mereka janjikan
sejak awal proses pengembangan, mereka juga akan langsung memastikan semua
alternatif hero bisa digunakan sejak awal permainan, tidak seperti beberapa
game MOBA lain yang mengharuskan Anda untuk menghabiskan uang nyata untuk
membuka hero tertentu. Oleh karena itu, satu-satuny cara untuk mendapatkan
keuntungan kini hanya terletak pada varian item kosmetik yang ditawarkan.
Anda bisa membeli semua item keren ini dalam bentuk set
lewat shop yang terintegrasi dalam DOTA 2-nya sendiri.
Item-item ini juga bisa didapatkan secara acak dalam
pertempuran.
Dengan toko yang diintegrasikan di dalam permainan sendiri,
Anda akan melihat segudang set perlengkapan yang ditawarkan dalam kisaran harga
yang terhitung bersahabat. Bagi mereka yang seringkali mencicipi DOTA 2,
menciptakan karakter favorit yang lebih personal di sisi desain tentu saja
menjadi penawaran yang sulit untuk ditolak. Menariknya lagi, Valve memecah set
perlengkapan ini dalam berbagai item terpisah, memungkinkan para user untuk
mengkombinasikan beragam equipment untuk menciptakan desain yang lebih
personal. Tidak hanya sekedar membelinya di toko, Anda juga berkesempatan untuk
mendapatkan setiap item ini secara acak begitu Anda menyelesaikan sebuah
pertempuran.
Hebatnya lagi, Valve secara konsisten “menggoda” Anda untuk
membeli dan mempunyai item-item ini dengan uang nyata. Tidak hanya bertemu dengan tim kawan
atau lawan yang mungkin mengenakannya dan terlihat menawan, Anda juga akan
mendapatkan serangkaian peti harta karun yang memuat item-item keren ini secara
acak. Sayangnya, semua peti ini harus dibuka terlebih dahulu dengan sebuah
kunci yang hanya bisa dibeli dengan uang nyata – dan tidak pernah akan jatuh
secara acak selama pertempuran.
Riview Game Offline
Twisted Metal 4
Pada kesempatan
kali ini saya akan mereview sedikit tentang game jaman dulu yaitu twiested
metal 4. Sebelumnya Twiested Metal 4 ialah game yang bergenre balapan dengan
menggunakan persenjataan dari setiap mobil yang ada. Dan yang membuatnya
menarik ialah dapa dimainkan dengan 2 player/multiplayer. Selain itu Twiested
Metal 4 juga terbagi dari bebepara stage dari mulai Stage 1 yang menunjukan
musuh terberat dengan mobil yang berbentuk seperti penghancur dan pengeruk
sampah. Sekarang kita akan memulainya dengan sejarah dan perkembangan awal
mulanya Twiested Metal.
Seri Twisted Metal
pertama kali tiba beberapa bulan setelah debut US PlayStation. Itu ada game
yang benar-benar memamerkan perbedaan antara sistem berbasis CD 32-Bit dan
platform 16-Bit yang datang sebelumnya. Saat mengemudi dan memainkan permainan
menembak sebelumnya yang telah ada, Twisted Metal bertanggung jawab di bagian
untuk mendefinisikan genre mobil-tempur dengan menempatkan over-the-top
karakter dalam kendaraan dengan persenjataan senjata dan bergerak khusus dan
membiarkan mereka bertempur hingga keluar sampai hanya satu pemain atau mobil
yang tersisa. Game di baris kedua, Twisted Metal II: World Tour, adalah lebih
lama, versi perbaikan dari yang asli, dan umumnya dianggap sebagai salah satu
game terbaik yang pernah dirilis untuk PlayStation. Tapi pada saat gelar ketiga
datang, pengembang seri ', SingleTrac Studios, telah dijual kepada GT
Interaktif, dan penerbit 989 Studios memilih untuk membawa garis di rumah.
Sementara permainan memiliki senjata baru, kontestan, dan pilihan multiplayer,
tingkat yang tidak memiliki orisinalitas dari judul sebelumnya, dan mesin baru
fisika yang lebih dari frustrasi dari perbaikan. Meskipun dijual sangat baik,
Twisted Metal III adalah kekecewaan terbesar, membuat pertanyaan tentang
bagaimana Twisted Metal 4 ternyata semua dan lebih penting lagi bagi
penggemarnya. Yakinlah; itu jauh, jauh lebih baik dari pendahulunya.
Kita bisa memulai
dari tinggkat desain pada Twisted Metal 4 yang memiliki banyak sekali perbaikan
besar atas Twisted Metal III. Ada daerah yang lebih tersembunyi daripada di
pertandingan sebelumnya, dan Anda mungkin akan bermain tingkat lebih dari
selusin kali sebelum menemukan segalanya. Tingkat menonjol termasuk Amazonia
3000 SM, yang memiliki beberapa tingkatan yang berbeda untuk menyelinap pergi
ke, dan The Oil Rig, yang memiliki banyak tempat-tempat yang memuaskan untuk
mengatur perangkap. Setiap tahap juga memiliki senjata rahasia yang dapat Anda
gunakan pada musuh Anda sampai seseorang datang dan mengetuk Anda off kontrol
senjata. Misalnya, di tingkat pertama Anda menggunakan magnet besar, yang
menyebalkan lawan Anda tinggi ke langit, menyiapkan mereka untuk penurunan
besar. Tingkat tidak cukup sebagai epik seperti yang di Twisted Metal II: World
Tour, tetapi mereka mendapatkan pekerjaan yang dilakukan dengan baik.
Satu-satunya yang agak membosankan adalah yang pertama - halaman konstruksi
dengan banyak ruang topografi datar.
Kontrol dan fisika
juga lebih baik daripada di TMIII, tetapi mereka tetap agak terlalu sensitif
dan tak kenal ampun. Ini masih agak terlalu mudah untuk flip atas, atau
kehilangan jalan, atau pergi meluncur off dan mendapatkan sejenak terjebak di
langkan, tapi hal itu tidak terjadi sesering di pertandingan sebelumnya. Meskipun
lebih cantik dari yang di TMIII, grafis di TM4 tidak hampir setajam grafis di
pesaing utama saat ini - Activision Vigilante 8: Kedua Offense - dan sementara
musik permainan cocok cukup baik, itu tidak benar-benar menarik Anda dalam .
Setiap tingkat telah sendiri diperpanjang, dilingkarkan versi lagu oleh
band-band seperti Cypress Hill, Cirrus, dan Skold; yang terbaik di antara
mereka menjadi remix dari trek Rob Zombie yang muncul di Twisted Metal
III.Several senjata baru di seri akan menjadi favorit cepat, seperti MIRV,
pembekuan jarak jauh (bom jarak jauh yang membeku semua orang di daerah), dan
tambang kedekatan (yang bekerja dengan baik ketika Anda meninggalkan mereka di
daerah teleport atau menjatuhkan mereka karena Anda dikejar). Penambahan menyambut
lain untuk garis adalah kontestan turnamen baru, yang meliputi pembasmi
truk-mengemudi Goggle Mata dan Rob Zombie, yang memiliki senjata khusus yang
meraih kendaraan apapun di daerah dan memegang sejenak, sementara dia menembak
itu Dragula sampai meledak. Baru pilihan buat-a-mobil menawarkan tiga pilihan
untuk ukuran, gaya, dan cat; empat pilihan senjata khusus; spoiler; dan lebih
dari selusin ejekan. Sementara ini adalah awal yang layak dan lebih baik
daripada tidak, dua kali lipat angka akan benar-benar memberikan Anda kemampuan
untuk menyesuaikan naik hanya cara Anda seperti itu. Seperti berdiri, Anda akan
cenderung hanya menggunakan salah satu kendaraan yang sudah disediakan untuk
Anda.
Perubahan lain
adalah bahwa bukan hanya memiliki pertengahan bos dan bos akhir, Twisted Metal
4 fitur bos di akhir setiap tingkat yang terdiri dari satu atau dua
"super" versi kontestan hilang (seperti Axel dan Thumper) . Ini
mungkin terdengar seperti ide yang baik, tetapi akhirnya berakhir mengambil
dari perasaan takut Anda digunakan untuk merasa ketika bos muncul di masa lalu.
(Ingat ketika kata-kata "Mempersiapkan Minion" muncul di Twisted
Metal dan Twisted Metal II: World Tour?) Setidaknya itulah kasus untuk semua
sub-bos. Ketika Sweet Tooth akhirnya keluar pada akhirnya, Anda akan berjalan
seperti neraka.
Dua pemain mode
multiplayer - co-op dan deathmatch - masih membiarkan Anda mengkonfigurasi
layar split oleh horizontal atau vertikal dipotong serta variasi pada empat
arah perpecahan di mana dua lainnya kotak diisi dengan radar, speedometer, dan
senjata Info . (The empat arah mode perpecahan adalah yang terbaik, karena Anda
melihat dunia melalui versi yang lebih kecil dari layar penuh.) Masalahnya
adalah bahwa frame rate di mode multiplayer tidak hampir secepat di tingkat
single-player . Jika Anda bermain sebagai salah satu yang lebih besar,
kendaraan lambat, Anda akan berakhir dengan menggunakan turbo cukup sedikit
frustrasi. (Untungnya, framerate tidak terasa lebih rendah dalam empat-pemain
Thanit dalam dua pemain.) Bahkan dengan kerja ini menentangnya, mode
multiplayer menawarkan ton nilai replay, apakah dalam deathmatch atau turnamen
co-op dengan teman. Dan menambahkan ke sisi single-player adalah pilihan untuk
menggunakan sekutu CPU untuk membantu Anda dalam perjuangan. Sementara semua
pilihan ini juga hadir di Twisted Metal III, mereka lebih baik menyadari sini
karena TM4 adalah permainan Anda akan benar-benar ingin bermain.
Pada akhirnya,
Twisted Metal 4 adalah sebagai besar lompatan menjelang Twisted Metal III
sebagai yang kedua adalah dengan aslinya. Sementara seri belum cukup
direklamasi kejayaan, setidaknya tampaknya berada di jalur yang benar.
Console PlayStation bagi saya merupakan rumah di mana saya
bisa menikmati beragam judul game bergenre vehicular combat yang sangat menarik
di era kejayaan console buatan Sony itu dulu. Mulai dari yang kurang begitu
dikenal seperti Rogue Trip: Vacation 2012, Grudge Warriors (yang benar-benar
langka dan terlupakan), hingga barisan judul yang lumayan populer seperti
serial Vigilante 8 dan juga Twisted Metal yang mana installment keduanya kali
ini saya ulas dalam edisi nostalgia review bulan Oktober ini.
Well, sebenarnya banyak sekali alasan kenapa saya menyebut
seri ke-2 ini sebagai game Twisted Metal terbaik. Mulai dari atmosfer dark
& quirky yang masih konsisten melanjutkan apa yang sudah ada di Twisted
Metal pertama,background musik metal yang sangat iconic, banyaknya elemen
lingkungan yang bisa dihancurkan, serta segudang alasan lain yang rasanya
terlalu panjang untuk dijelaskan satu persatu di sini. Singkat kata, jika kamu
tertarik untuk merasakan gameplay Twisted Metal yang benar-benar mewakili
kelebihan serial vehicular combat ini di console abu-abu tersebut, saya
menyarankan kamu untuk memungut Twisted Metal 2 setelah membaca ulasan saya ini
Tidak ada waktu untuk berdiam diri di Twisted Metal. Lengah
sedikit dan bom ricochet inipun menggelinding menuju kap mobilmu.
Sedikit informasi “kilas balik” sebelumnya, Twisted Metal 2
sendiri merupakan seri game kedua yang dikerjakan developer asli Twisted Metal:
SingleTrac bersama figur kreatornya David Jaffe, sebelum akhirnya Sony Computer
Entertainment America mengoper penggarapan Twisted Metal berikutnya ke
developer 989 Studios yang justru malah semakin membuat atmosfer Twisted Metal
terkesan berbeda di mata para fans yang memainkannya.
Jika kamu belum sempat mencicipi genre vehicular combat
seperti Rogue Trip, Vigilante, dan game lain-lainnya dulu, Twisted Metal
merupakan gameperang mobil yang mengusung alur permainan single-player layaknya
game fighting, di mana kamu memilih karakter mobil “petarungmu” untuk bertempur
menghadapi mobil lain dalam permainan death match. Oleh karena itu objektifmu
di sini hanyalah satu, yakni menjadi satu-satunya mobil yang tersisa di tengah
ajang pertempuran mobil dalam sebuah arena, sambil mengumbar kehancuran di
mana-mana.
Buldozer yang dikemudikan Mr.Slam sedang mengerjakan
tugasnya untuk mempercantik atap mobil lawan.
Untuk Twisted Metal 2, SingleTrack menghadirkan 14 karakter
supir beserta kendaraan ciri khas masing-masing yang mempunyai kelebihan,
kelemahan, serta serangan spesialnya sendiri., Mulai dari kendaraan sedan
(Spectre) yang lemah dari segi armor namun gesit bermanuver di arena dengan
serangan roket spesial yang bisa menembus tembok, hingga kendaraan buldozer
bernama Mr.Slam yang serangan spesialnya membanting mobil lawan berkali-kali
dengan loader yang dimilikinya.
Premis cerita Twisted Metal 2 sendiri memiliki kandungan
black comedy yang semuanya bersentral pada sosok Calypso, selaku megalomanic
jahat yang hadir di balik cerita semua karakter yang mau pilih di Twisted
Metal. Nama Twisted Metal sendiri adalah turnamen perang mobil di mana para
pemenangnya akan diberikan satu kesempatan untuk mewujudkan apa yang mereka
inginkan. Intinya di semua seri Twisted Metal ini kamu memilih karakter mana
yang kamu mau, dan kamu membantunya untuk mewujudkan apa yang ia inginkan
dengan kesempatan yang diberikan Calypso (SPOILER: rata-rata mereka semuanya
berakhir tragis, Calypso-lah pemenangnya).
Terdapat belasan mobil yang bisa kamu pilih di sini, dan
salah satunya adalah mobil patroli yang dikemudikan polisi cantik ini
Sebagian besar permainanmu di Twisted Metal 2 merupakan aksi
death matchyang mengharuskanmu menghancurkan beberapa mobil kompetitor lain
supaya kamu bisa melanjutkan ke tujuh arena map berikutnya. Selain mobil dari
karakter lain, dalam dua arena yang kamu lalui tadi kamu juga akan berhadapan
dengan dua bos yang mempunyai proporsi bentuk kendaraan di atas rata-rata: satu
bos berwujud tank militer bernama Minion, dan bos terakhir berupa truk es krim
raksasa bernama Dark Tooth yang memiliki dua variasi bentuk untuk kamu lawan.
Untuk segi kontrolnya sendiri, well, bisa dibilang Twisted
Metal 2mempunyai patokan learning curve yang harus kamu latih sendiri seiring
dengan makin bertambahnya total playtime kamu saat memainkan gameini.
SingleTrac mematok susunan kontrol pengendalian mobil pada empat tombol
PlayStation utama (segitiga untuk nitro, kotak untuk gas, tombol X untuk rem,
dan lingkaran untuk mundur), dan kontrol persenjataan pada empat tombol bahu
PlayStation (R2 untuk menembak peluru biasa, L2 untuk mengeluarkan arsenal
senjata).
Lihat fondasi menara Eiffel yang berdiri di situ? Kamu bisa
meledakkannya untuk semakin memeriahkan suasana perang di kota Paris
Yang menarik, Twisted Metal 2 mengusung hidden combo yang
bisa kamu lakukan dengan menekan tombol D-pad secara benar, untuk mengeluarkan
beberapa skill umum yang dimiliki masing-masing mobil yang kamu pilih. Kamu
bisa mengeluarkan serangan freeze attack dengan menekan kombinasi kiri, kanan,
atas, atau memasang shield pelindung
selama lima detik dengan kombinasi D-pad atas, atas, kanan yang sangat
bermanfaat di beberapa situasi. Belasan hidden combo yang kamu keluarkan tadi
akan menghabiskan meteran energy yang terletak di pojok atas meteran healthkamu
dan bisa beregenerasi seiring waktu, sehingga kamu perlu memanfaatkannya dengan
baik.
AI musuh yang kamu hadapi di Twisted Metal 2 sendiri bisa
saya katakan jauh lebih mudah (dalam artian setting difficulty normal)
dibandingkan Twisted Metal pertama, namun hal itu bukanlah anggapan bahwa
mereka berdiam diri saja menghadapi aksimu di medan pertempuran. Setiap mobil
kompetitor yang kamu hadapi selalu memberimu perlawanan yang cukup menantang
lewat kombinasi serangan spesial dan arsenal persenjataan yang mereka punya,
apalagi ketika pertempuranmu terjadi di wilayah terbuka seperti di stage ke-7
“Holland: Field of Scream“. Kuncinya kemenanganmu di sini adalah, di Twisted
Metalkamu harus bergerak di sekitar arena permainan secara aktif, atau jika tidak,
maka roket musuhlah yang akan meluluhlantakan kendaraanmu terlebih dahulu.
Twisted Metal 2 merupakan debut kemunculan Axel, pria yang
terpasung di kendaraan aneh berwujud dua roda raksasa ini
Berbicara seputar wilayah arena pertempuran, Twisted Metal
2merupakan seri Twisted Metal pertama yang menyuguhkan fitur destructible
environment di mana roket dan amunisi yang kamu muntahkan di beberapa bagian
arena bisa menimbulkan perubahan bentuk map yang sangat menarik untuk dijelajahi.
Sebagai contoh, pada bagian stage kota Paris, kamu bisa meledakkan Menara
Eiffel dengan bom C4 supaya bisa menjelajahi atap gedung kota Paris sambil
menembaki musuh yang ada di bawah. Bahkan pada bagian stage benua Antartika,
kamu harus waspada terhadap daratan es yang kamu injak karena arena yang
terbentuk dari gunungan es iceberg tersebut akan runtuh seiring waktu, Yep,
bertempur di tengah-tengah longsor salju yang mematikan, menarik bukan?
Dan terakhir, bagian terbaik yang menjadikan Twisted Metal 2
selalu membekas di kepala para fans adalah penyajian track musik
bernuansaelectro-rock yang benar-benar iconic untuk membakar semangatmu di
balik roda kemudi. Sebaliknya, di beberapa stage SingleTrack menyelipkan
beberapa track bernuansa dramatis yang menyiratkan kesan ancaman yang membuatmu
merasa perlu lebih berwaspada lagi ketika berhadapan dengan kendaraan lawan.
Overall, track musik Twisted Metal 2 merupakan yang terbaik di eranya, dan
membuat seolah penampilan musisi gothic rocksekelas Rob Zombie di Twisted Metal
3 dan 4 tidak ada apa-apanya.
Sekian riview dari saya, kurang lebihnya mohon maaf.
Sumber :





