Senin, 27 Juni 2016

#PetGame Riview Game Offline dan Online

Riview Game Online

Point Blank

Disini saya akan mencoba untuk mereview sebuah game yang selalu populer di kalangannya yaitu Point Blank. Saya sendiri sudah bermain game point blank dari pertama kali rilis di Indonesia atau tepatnya pada tahun 2016. Ketika itu game point blank berada dibawah managemen gemscool. Game ini belum banyak digemari dan setelah setengah tahun semenjak rilis, game ini telah meledakkan pasar game dengan pengunjung mencapai diatas 1jt pemain.

Saat setahun perdananya akhirnya point blank indonesia mengadakan turnament besar besaran yang disebut PBNC yaitu Point Blank National Champions. PBNC adalah turnament Point Blank yang paling sering ditunggu – tunggu oleh troopers. Game Point Blank ini sangat mudah dipelajari bagi para pemula atau pendatang baru, karena fitur – fitur yang ada pada pb ini sangatlah mudah dimengerti seperti pencetannya dan juga cara menggerakan/bermainnya.

Berikut adalah tampilan depan Point Blank setelah kita berada didalam game







Setelah kita lihat tampilan yang ada, kita bisa mengetahui kan. Kita dapat dengan mudah membuat char pb, cukup dengan membuat id gemscool kita bisa langsung memainkan game tersebut. Dan sekarang game Point Blank sendiri telah pindah tangan kepada perusahaan game yang disebut Garena Indonesia. Point Blank sendiri masih berdiri di Garena hingga sekarang dan semakin dibanyaki pengunjung.

Kelebihan

Server yang ada pada Garena lebih kuat dibandingkan di gemscool dulu. Dan event yang ada hampir setiap minggu ada, itulah yang membuat Point blank ini ramai dan semakin ramai lagi pengunjung. Apalagi dari senjata yang ada ketika pb ditangani dengan garena banyak segali senjata model baru yang sangat keren dan fiturnya juga luar biasa bagus.

Keburukan atau Kekurangan

Keburukan game Point Blank ialah banyaknya kecurangan atau pengguna cheat. Ketika pb masih berada dibawah perusahaan gemscool banyak sekali cheat yang beredar dari mulai WH, Auto HS, dll. Maka dari itu pada akhir jaman pb di perusahaan gemscool banyak pemain atau troopers yang sudah vakum atau pensi dari game ini, itu dikarenakan banyaknya cheat yang beredar sampai – sampai disetiap room terdapat pengguna cheat. Tetapi ketika pb sudah berada di perushaan Garena cheat telah berkurang bahkan sudah hampir tak pernah lagi terlihat. Karena Garena sendiri selalu mengupdate script yang ada dan selalu menjunjung tinggi sportifitas.

Dampak Positif dan Negatif

Dampak positif dari bermain game ini ialah kita dapan belajar untuk lebih teliti dan sigap dalam segala hal seperti ketika ada musuh yang datang kita harus dengan cepat menembaknya agar lebih dulu membunuhnya sebelum kita terbunuh. Disini juga kita diajarkan untuk disiplin dan tegas dalam menggambil keputusan.

Dampak Negatifnya kita bisa lupa waktu karena game, contohnya seperti lupa waktu sholat dan lupa waktu belajar karena ketagihan bermain. Dan tidak cuma itu, disini kita juga bisa membuat mata kita menjadi semakin lemah atau bahkan min karena terlalu lama bermain didepan komputer.

DOTA 2

Sebuah mod yang berhasil menarik hati jutaan gamer di seluruh dunia, Defense of The Ancients (DOTA) memang menjadi fenomena tersendiri. Mengubah mekanik awal yang ditawarkan oleh Warcraft III, IceFrog menyuntikkan sensasi RPG yang lebih kental dengan membawa pertempuran hero sebagai fokus utama. Tidak lagi harus dipusingkan dengan strategi membangun unit, gamer kini dibawa dalam mode PvP yang cepat, intens, dan pastinya – memacu adrenalin. Berfokus membangun karakter dengan perannya masing-masing dan memainkan peran terbaik dalam pertempuran tim, DOTA bahkan diakui sebagai salah satu game kompetitif yang seringkali dipertandingkan di kancah internasional. Tidak salah jika Valve tertarik untuk mengakuisisi nama yang satu ini.

Perjalanan akuisisi Valve atas nama DOTA memang bukan perkara mudah. Sempat mengalami konflik dengan Blizzard sebagai pemilik Warcraft III, perseteruan ini untungnya berakhir damai. Valve berkesempatan untuk terus melanjutkan terus proyek ambisius ini, menawarkan berbagai modifikasi di sisi visual dan tentu saja mekanik gameplay yang lebih seimbang. Memasuki proses beta dan berhasil menjaring ratusan ribu gamer selama proses ini, Valve akhirnya siap untuk keluar dari fase yang satu ini. Setahun sejak rilis betanya, Valve akhirnya secara resmi merilis DOTA 2 secara bebas kepada publik. Sembari memastikan proses peralihan ini tidak akan mengganggu pengalaman mereka yang sudah masuk ke dalam masa beta, DOTA 2 akhirnya terbuka bagi setiap gamer lewat sistem F2P yang ia usung.

Mengingat masa beta yang sudah berakhir dan eksistensinya sebagai sebuah game resmi yang terbuka secara komersil, ini menjadi momen yang tepat bagi JagatPlay untuk melemparkan beberapa impresi yang sempat kami tangkap, tentu saja – selama setahun terakhir ini. Apa saja yang berubah? Menjadi lebih baik atau lebih buruk? Atau ia masih belum mampu menundukkan popularitas DOTA pertama?

Beradaptasi dengan Sisi Visual yang Baru

Perombakan di sisi visual tampil tak ubahnya pedang bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan kualitas grafis yang lebih modern mengikuti perkembangan zaman. Namun di sisi lain, gamer dituntut untuk kembali beradaptasi dengan animasi gerak dan skill yang tentu saja krusial dalam pertempuran.

Urusan hak dagang atas nama memang memaksa Valve untuk melakukan beberapa penyesuaian, mengingat versi pertama DOTA memang dibangun dari model karakter dari beberapa game ikonik Blizzard – dari Warcraft III hingga Starcraft. Untuk memastikan game MOBA teranyar mereka ini tidak terus melewati proses hukum, Valve akhirnya mengubah beberapa aspek yang signifikan, terutama di sisi kosmetik.

Salah satu yang paling signifikan adalah perubahan model karakter yang digunakan. Walaupun hadir dengan model karakter yang jauh berbeda dengan lebih halus, Anda tetap dapat menemukan beberapa ciri utama karakter yang tetap dipertahankan dari seri pertamanya. Konsep ini mempermudah para gamer DOTA pertama untuk menyesuaikan diri dengan cepat, terutama mereka yang belum familiar dengan desain baru hero yang ada.  Tidak hanya dari model  karakter, Valve juga menyuntikkan nama yang lebih “umum” untuk mencegah permasalahan lebih jauh.

Perubahan visualisasi ini juga diterapkan untuk beragam desain item dan persenjataan yang ditawarkan di toko. Memang butuh waktu lebih lama bagi para gamer pendatang baru ataupun mereka yang sempat mencicipi DOTA pertama untuk menguasai aspek ini lebih dalam. Tidak hanya sekedar mempelajari desain item dan resep yang untungnya, sedikit terbantu dari penjelasan yang tetap disertakan ketika Anda melakukan hover di setiap item yang ada, Anda juga mulai harus menghafal kembali lokasi item yang kini ditempatkan dalam pengakategorian yang berbeda. Setiap hero juga akan hadir dengan rekomendasi item untuk memaksimalkan kemampuan terbaiknya, membantu para pendatang baru untuk lebih dapat menguasai game ini dengan lebih cepat.

Walaupun perubahan desain model tiap karakter cukup berbeda dibandingkan seri pertama, Valve dan IceFrog tetap mempertahankan ciri-ciri utama yang familiar.

Animasi yang berbeda juga menuntut Anda untuk kembali menyesuaikan timing dalam pertempuran.

Perubahan visualisasi berarti juga berpengaruh langsung pada animasi gerak setiap karakter yang ada. Tidak berpengaruh besar bagi para pemain DOTA yang baru, namun perubahan animasi ini akan memaksa para pemain veteran untuk menyesuaikan ritme gameplay kembali. Sementara mereka yang tumbuh besar bersama dengan game MOBA yang lain, DOTA 2 mungkin akan terasa lebih lambat. Mengapa animasi sangat signifikan? Karena animasi gerak dan serangan akan sangat menentukan seberapa baik Anda tampil dalam DOTA 2. Anda menjadikanya sebagai pondasi untuk melakukan creeping yang efektif dan tentu saja, melakukan kombinasi skill yang lebih mumpuni.

Valve mungkin menyempurnakan sisi visual  untuk DOTA 2 untuk memastikan seri ini mampu tampil dengan teknologi dan kualitas yang lebih terkini. Namun di sisi lain, kehadiran fitur ini tentu saja memaksa gamer untuk melakukan beberapa penyesuaian penting – terutama mereka yang sempat mencicipi DOTA pertama. Sementara bagi para pendatang baru di genre MOBA dan menjadikan DOTA 2 sebagai pilihan pertama dan hadir tanpa pengetahuan, perubahan di sisi visual ini tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan.

Dota 2 bukanlah game yang baik untuk pendatang baru, masalnya pemberitaan yang mencuat bahwa Dota 2 adalah game yang sangat keras dan sangat sering ditemukannya perkataan jorok dan tidak baik. 

Apa yang membuat sebuah game MOBA sekelas DOTA seperti ini sulit untuk menjaring para pemain baru yang memang belum pernah mencicipi genre ini sebelumnya? Ironis memang, namun tanggung jawab terbesar justru terletak di pundak komunitasnya sendiri. Valve memang tidak segan mengklaim bahwa DOTA 2 saat ini merupakan game dengan komunitas terbesar di Steam, namun di sisi lain, fakta ini menjadi pedang bermata dua. Popularitasnya yang begitu masif mungkin akan menarik hati para gamer yang belum pernah menjajal MOBA sebelumnya. Namun alih-alih menyambut mereka dengan tangan terbuka, komunitas DOTA 2 harus diakui, bukanlah komunitas yang “sebaik” itu,

Anonimitas dalam dunia maya dipadukan dengan mekanik gameplay yang memang sangat bergantung pada team-play dan performa individu setiap anggota, DOTA 2 akan menjadi rumah yang sangat tidak nyaman untuk para gamer pendatang baru. Valve sendiri memang sudah menyuntikkan mode tutorial dan “bot” untuk membantu gamer mendapatkan atmosfer pertempuran yang tepat, namun sayangnya – tidak cukup kuat untuk merepresentasikan kondisi pertarungan ketika berhadapan dengan user yang lain. Ketika para pendatang baru seringkali mati atau tidak memberikan kontribusi signifikan dalam pertempuran, maka beragam makian dan berbagai kalimat merendahkan akan meluncur dengan begitu mudah di layar kaca Anda. “Noob”, “Stupid”, hingga beberapa kata yang lebih kasar menjadi pemandangan yang tidak asing lagi.

"Noob" akan menjadi kata yang paling sering Anda temukan. Harus diakui, DOTA 2 bukanlah komunitas yang terhitung "ramah" untuk pendatang baru.

Beberapa gamer mungkin melihat agresivitas dan tingkah laku seperti ini sebagai bumbu kompetisi yang akan membuat adrenalin kian terpompa kencang. Namun sudut pandang seperti ini ternyata tidak sejalan dengan apa yang diinginkan Valve sendiri. Untuk memastikan komunitas yang lebih sehat dan bersahabat –  mereka menerapkan sistem reward dan punishment berdasarkan  vote dan laporan dari gamer yang berpartisipasi dalam pertempuran. Anda bisa memuji dan memberikan point tertentu ketika Anda merasa bahwa anggota tim Anda berhasil memperlihatkan kualitas gameplay tertentu, atau Anda juga bisa memberikan poin negative dalam kategori tertentu sebagai bentuk punishment bagi para gamer yang kasar, abusive, dan dengan sengaja tampil buruk dalam permainan. Konsekuensi bagi mereka? Valve akan memberikan penalti dalam kurun waktu tertentu yang akan membuat proses pencarian otomatis jauh lebih lama dan panjang dibandingkan dengan para peman dalam kondisi normal.

Sayangnya, mekanisme seperti ini tidak terlihat efektif untuk mejaring dan melahirkan komunitas yang lebih sehat. Valve memang sempat mengklaim bahwa jumlah laporan dari para gamer kian menurun seiring dengan progress masa beta ini. Namun Valve sendiri tampaknya lupa, bahwa penurunan ini tidak selamanya berarti bahwa komunitas DOTA 2 semakin sehat. Tidak tertutup kemungkinan bahwa laporan seperti ini menurun drastis karena komunitas sendiri mulai menerima kondisi komunitas DOTA 2 yang tidak bersahabat atau melihat laporan yang mereka lontarkan memang tidak seefektif yang dibayangkan.

Interaksi yang Dinamis

Tidak lagi terasa seperti tengah bertempur sendiri, interaksi yang disuntikkan Valve di DOTA 2 terhitung sangat dinamis.
Salah satu tambahan fitur yang paling menarik dan mengagumkan dari DOTA 2 adalah fakta bahwa hero yang Anda gunakan saat ini punya “kesadaran” tersendiri terkait lingkungan pertempuran yang ia temui. Kesadaran? Benar sekali, jika Anda cukup cermat mendengarkan pola percakapan yang meluncur tak ubahnya monolog dari setiap karakter – maka Anda akan menemukan bahwa mereka seringkali melemparkan komentar interaktif dengan karakter yang lain, baik dalam bentuk lelucon atau sekedar penghinaan.

Tidak lagi terasa seperti individu yang bertempur sendirian, fitur seperti ini meninggalkan kesan bahwa Anda memang tengah terlibat dalam pertarungan di dalam sebuah dunia yang terhubung satu sama lain. Contohnya? Jika Ursa berhasil membunuh Drow Ranger di hutan misalnya, maka ia akan secara otomatis mengejek Drow dan mengklaim dirinya sebagai penguasa hutan yang sebenarnya. Interaksi ini juga muncul ketika hero-hero tertentu berhasil mengenakan item khusus. Sebagai contoh? Tinker yang akan mengeluarkan komentar “pewpewpew” ketika dipersenjatai Dagon. Hal-hal kecil seperti inilah yang membuat DOTA 2 terlihat luar biasa dibandingkan dengan game MOBA yang lain.

Beberapa perintah yang Anda tuliskan dalam chat juga akan ditranslasikan dalam bentuk voice dari karakter yang Anda gunakan. Menuliskan “Ty” akan membuat karakter Anda mengucapkan thank you, atau sekedar “lol” atau “hahaha” untuk membuat mereka tertawa secara instan.

Free to Play – Tanpa Implikasi di Sisi Gameplay

DOTA 2 memang ditawarkan sebagai game free to play, namun bukan berarti Valve akan menjadikannya "proyek amal". Sumber uang lahir dari beragam item kosmetik yang bisa dibeli dengan uang nyata.

Apalah arti sebuah game kompetitif yang membawa pertempuran tim yang masif, jika ia tidak hadir dengan sistem balancing hero yang mumpuni. Jika saja Valve atau IceFrog lengah dan membuat satu atau dua hero terlalu over-power, maka reputasi DOTA 2 sebagai sebuah game kompetitif yang menyenangkan akan runtuh begitu saja. Tantangan ini kian berat mengingat DOTA 2 akan didistribusikan Valve sebagai game free to play. Investasi yang terus dilontarkan selama proses pengembangan dan jumlah server yang kian bertambah seiring dengan popularitas yang terus meningkat membuat Valve harus mencar cara untuk mendapatkan keuntungan dari konsep seperti ini. Untungnya, pilihan ini tidak langsung berpengaruh terharap sisi gameplay yang ada.

Pengembangan video game bukanlah kerja amal. Proses kompleks yang memakan sumber daya ini selalu berujung pada satu kebutuhan yang sama: mendulang uang dan tentunya – keuntungan dari sana. Valve tampaknya mengerti konsekuensi yang harus dihadapi dari konsep free to play yang mereka suntikkan di DOTA 2. Sebagai game yang sangat bergantung pada keseimbangan para hero dalam pertempuran – memaksakan kebijakan yang terlihat tak ubahnya “pay to win” tentu menjadi pilihan yang buruk. Bertahan dengan apa yang mereka janjikan sejak awal proses pengembangan, mereka juga akan langsung memastikan semua alternatif hero bisa digunakan sejak awal permainan, tidak seperti beberapa game MOBA lain yang mengharuskan Anda untuk menghabiskan uang nyata untuk membuka hero tertentu. Oleh karena itu, satu-satuny cara untuk mendapatkan keuntungan kini hanya terletak pada varian item kosmetik yang ditawarkan.

Anda bisa membeli semua item keren ini dalam bentuk set lewat shop yang terintegrasi dalam DOTA 2-nya sendiri.

Item-item ini juga bisa didapatkan secara acak dalam pertempuran.

Dengan toko yang diintegrasikan di dalam permainan sendiri, Anda akan melihat segudang set perlengkapan yang ditawarkan dalam kisaran harga yang terhitung bersahabat. Bagi mereka yang seringkali mencicipi DOTA 2, menciptakan karakter favorit yang lebih personal di sisi desain tentu saja menjadi penawaran yang sulit untuk ditolak. Menariknya lagi, Valve memecah set perlengkapan ini dalam berbagai item terpisah, memungkinkan para user untuk mengkombinasikan beragam equipment untuk menciptakan desain yang lebih personal. Tidak hanya sekedar membelinya di toko, Anda juga berkesempatan untuk mendapatkan setiap item ini secara acak begitu Anda menyelesaikan sebuah pertempuran.

Hebatnya lagi, Valve secara konsisten “menggoda” Anda untuk membeli dan mempunyai item-item ini dengan uang nyata. Tidak hanya bertemu dengan tim kawan atau lawan yang mungkin mengenakannya dan terlihat menawan, Anda juga akan mendapatkan serangkaian peti harta karun yang memuat item-item keren ini secara acak. Sayangnya, semua peti ini harus dibuka terlebih dahulu dengan sebuah kunci yang hanya bisa dibeli dengan uang nyata – dan tidak pernah akan jatuh secara acak selama pertempuran. 


Riview Game Offline

Twisted Metal 4



Pada kesempatan kali ini saya akan mereview sedikit tentang game jaman dulu yaitu twiested metal 4. Sebelumnya Twiested Metal 4 ialah game yang bergenre balapan dengan menggunakan persenjataan dari setiap mobil yang ada. Dan yang membuatnya menarik ialah dapa dimainkan dengan 2 player/multiplayer. Selain itu Twiested Metal 4 juga terbagi dari bebepara stage dari mulai Stage 1 yang menunjukan musuh terberat dengan mobil yang berbentuk seperti penghancur dan pengeruk sampah. Sekarang kita akan memulainya dengan sejarah dan perkembangan awal mulanya Twiested Metal.

Seri Twisted Metal pertama kali tiba beberapa bulan setelah debut US PlayStation. Itu ada game yang benar-benar memamerkan perbedaan antara sistem berbasis CD 32-Bit dan platform 16-Bit yang datang sebelumnya. Saat mengemudi dan memainkan permainan menembak sebelumnya yang telah ada, Twisted Metal bertanggung jawab di bagian untuk mendefinisikan genre mobil-tempur dengan menempatkan over-the-top karakter dalam kendaraan dengan persenjataan senjata dan bergerak khusus dan membiarkan mereka bertempur hingga keluar sampai hanya satu pemain atau mobil yang tersisa. Game di baris kedua, Twisted Metal II: World Tour, adalah lebih lama, versi perbaikan dari yang asli, dan umumnya dianggap sebagai salah satu game terbaik yang pernah dirilis untuk PlayStation. Tapi pada saat gelar ketiga datang, pengembang seri ', SingleTrac Studios, telah dijual kepada GT Interaktif, dan penerbit 989 Studios memilih untuk membawa garis di rumah. Sementara permainan memiliki senjata baru, kontestan, dan pilihan multiplayer, tingkat yang tidak memiliki orisinalitas dari judul sebelumnya, dan mesin baru fisika yang lebih dari frustrasi dari perbaikan. Meskipun dijual sangat baik, Twisted Metal III adalah kekecewaan terbesar, membuat pertanyaan tentang bagaimana Twisted Metal 4 ternyata semua dan lebih penting lagi bagi penggemarnya. Yakinlah; itu jauh, jauh lebih baik dari pendahulunya.

Kita bisa memulai dari tinggkat desain pada Twisted Metal 4 yang memiliki banyak sekali perbaikan besar atas Twisted Metal III. Ada daerah yang lebih tersembunyi daripada di pertandingan sebelumnya, dan Anda mungkin akan bermain tingkat lebih dari selusin kali sebelum menemukan segalanya. Tingkat menonjol termasuk Amazonia 3000 SM, yang memiliki beberapa tingkatan yang berbeda untuk menyelinap pergi ke, dan The Oil Rig, yang memiliki banyak tempat-tempat yang memuaskan untuk mengatur perangkap. Setiap tahap juga memiliki senjata rahasia yang dapat Anda gunakan pada musuh Anda sampai seseorang datang dan mengetuk Anda off kontrol senjata. Misalnya, di tingkat pertama Anda menggunakan magnet besar, yang menyebalkan lawan Anda tinggi ke langit, menyiapkan mereka untuk penurunan besar. Tingkat tidak cukup sebagai epik seperti yang di Twisted Metal II: World Tour, tetapi mereka mendapatkan pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Satu-satunya yang agak membosankan adalah yang pertama - halaman konstruksi dengan banyak ruang topografi datar.

Kontrol dan fisika juga lebih baik daripada di TMIII, tetapi mereka tetap agak terlalu sensitif dan tak kenal ampun. Ini masih agak terlalu mudah untuk flip atas, atau kehilangan jalan, atau pergi meluncur off dan mendapatkan sejenak terjebak di langkan, tapi hal itu tidak terjadi sesering di pertandingan sebelumnya. Meskipun lebih cantik dari yang di TMIII, grafis di TM4 tidak hampir setajam grafis di pesaing utama saat ini - Activision Vigilante 8: Kedua Offense - dan sementara musik permainan cocok cukup baik, itu tidak benar-benar menarik Anda dalam . Setiap tingkat telah sendiri diperpanjang, dilingkarkan versi lagu oleh band-band seperti Cypress Hill, Cirrus, dan Skold; yang terbaik di antara mereka menjadi remix dari trek Rob Zombie yang muncul di Twisted Metal III.Several senjata baru di seri akan menjadi favorit cepat, seperti MIRV, pembekuan jarak jauh (bom jarak jauh yang membeku semua orang di daerah), dan tambang kedekatan (yang bekerja dengan baik ketika Anda meninggalkan mereka di daerah teleport atau menjatuhkan mereka karena Anda dikejar). Penambahan menyambut lain untuk garis adalah kontestan turnamen baru, yang meliputi pembasmi truk-mengemudi Goggle Mata dan Rob Zombie, yang memiliki senjata khusus yang meraih kendaraan apapun di daerah dan memegang sejenak, sementara dia menembak itu Dragula sampai meledak. Baru pilihan buat-a-mobil menawarkan tiga pilihan untuk ukuran, gaya, dan cat; empat pilihan senjata khusus; spoiler; dan lebih dari selusin ejekan. Sementara ini adalah awal yang layak dan lebih baik daripada tidak, dua kali lipat angka akan benar-benar memberikan Anda kemampuan untuk menyesuaikan naik hanya cara Anda seperti itu. Seperti berdiri, Anda akan cenderung hanya menggunakan salah satu kendaraan yang sudah disediakan untuk Anda.

Perubahan lain adalah bahwa bukan hanya memiliki pertengahan bos dan bos akhir, Twisted Metal 4 fitur bos di akhir setiap tingkat yang terdiri dari satu atau dua "super" versi kontestan hilang (seperti Axel dan Thumper) . Ini mungkin terdengar seperti ide yang baik, tetapi akhirnya berakhir mengambil dari perasaan takut Anda digunakan untuk merasa ketika bos muncul di masa lalu. (Ingat ketika kata-kata "Mempersiapkan Minion" muncul di Twisted Metal dan Twisted Metal II: World Tour?) Setidaknya itulah kasus untuk semua sub-bos. Ketika Sweet Tooth akhirnya keluar pada akhirnya, Anda akan berjalan seperti neraka.

Dua pemain mode multiplayer - co-op dan deathmatch - masih membiarkan Anda mengkonfigurasi layar split oleh horizontal atau vertikal dipotong serta variasi pada empat arah perpecahan di mana dua lainnya kotak diisi dengan radar, speedometer, dan senjata Info . (The empat arah mode perpecahan adalah yang terbaik, karena Anda melihat dunia melalui versi yang lebih kecil dari layar penuh.) Masalahnya adalah bahwa frame rate di mode multiplayer tidak hampir secepat di tingkat single-player . Jika Anda bermain sebagai salah satu yang lebih besar, kendaraan lambat, Anda akan berakhir dengan menggunakan turbo cukup sedikit frustrasi. (Untungnya, framerate tidak terasa lebih rendah dalam empat-pemain Thanit dalam dua pemain.) Bahkan dengan kerja ini menentangnya, mode multiplayer menawarkan ton nilai replay, apakah dalam deathmatch atau turnamen co-op dengan teman. Dan menambahkan ke sisi single-player adalah pilihan untuk menggunakan sekutu CPU untuk membantu Anda dalam perjuangan. Sementara semua pilihan ini juga hadir di Twisted Metal III, mereka lebih baik menyadari sini karena TM4 adalah permainan Anda akan benar-benar ingin bermain.




Pada akhirnya, Twisted Metal 4 adalah sebagai besar lompatan menjelang Twisted Metal III sebagai yang kedua adalah dengan aslinya. Sementara seri belum cukup direklamasi kejayaan, setidaknya tampaknya berada di jalur yang benar.

Twisted Metal 2

Console PlayStation bagi saya merupakan rumah di mana saya bisa menikmati beragam judul game bergenre vehicular combat yang sangat menarik di era kejayaan console buatan Sony itu dulu. Mulai dari yang kurang begitu dikenal seperti Rogue Trip: Vacation 2012, Grudge Warriors (yang benar-benar langka dan terlupakan), hingga barisan judul yang lumayan populer seperti serial Vigilante 8 dan juga Twisted Metal yang mana installment keduanya kali ini saya ulas dalam edisi nostalgia review bulan Oktober ini.

Well, sebenarnya banyak sekali alasan kenapa saya menyebut seri ke-2 ini sebagai game Twisted Metal terbaik. Mulai dari atmosfer dark & quirky yang masih konsisten melanjutkan apa yang sudah ada di Twisted Metal pertama,background musik metal yang sangat iconic, banyaknya elemen lingkungan yang bisa dihancurkan, serta segudang alasan lain yang rasanya terlalu panjang untuk dijelaskan satu persatu di sini. Singkat kata, jika kamu tertarik untuk merasakan gameplay Twisted Metal yang benar-benar mewakili kelebihan serial vehicular combat ini di console abu-abu tersebut, saya menyarankan kamu untuk memungut Twisted Metal 2 setelah membaca ulasan saya ini

Tidak ada waktu untuk berdiam diri di Twisted Metal. Lengah sedikit dan bom ricochet inipun menggelinding menuju kap mobilmu.

Sedikit informasi “kilas balik” sebelumnya, Twisted Metal 2 sendiri merupakan seri game kedua yang dikerjakan developer asli Twisted Metal: SingleTrac bersama figur kreatornya David Jaffe, sebelum akhirnya Sony Computer Entertainment America mengoper penggarapan Twisted Metal berikutnya ke developer 989 Studios yang justru malah semakin membuat atmosfer Twisted Metal terkesan berbeda di mata para fans yang memainkannya.

Jika kamu belum sempat mencicipi genre vehicular combat seperti Rogue Trip, Vigilante, dan game lain-lainnya dulu, Twisted Metal merupakan gameperang mobil yang mengusung alur permainan single-player layaknya game fighting, di mana kamu memilih karakter mobil “petarungmu” untuk bertempur menghadapi mobil lain dalam permainan death match. Oleh karena itu objektifmu di sini hanyalah satu, yakni menjadi satu-satunya mobil yang tersisa di tengah ajang pertempuran mobil dalam sebuah arena, sambil mengumbar kehancuran di mana-mana.

Buldozer yang dikemudikan Mr.Slam sedang mengerjakan tugasnya untuk mempercantik atap mobil lawan.

Untuk Twisted Metal 2, SingleTrack menghadirkan 14 karakter supir beserta kendaraan ciri khas masing-masing yang mempunyai kelebihan, kelemahan, serta serangan spesialnya sendiri., Mulai dari kendaraan sedan (Spectre) yang lemah dari segi armor namun gesit bermanuver di arena dengan serangan roket spesial yang bisa menembus tembok, hingga kendaraan buldozer bernama Mr.Slam yang serangan spesialnya membanting mobil lawan berkali-kali dengan loader yang dimilikinya.

Premis cerita Twisted Metal 2 sendiri memiliki kandungan black comedy yang semuanya bersentral pada sosok Calypso, selaku megalomanic jahat yang hadir di balik cerita semua karakter yang mau pilih di Twisted Metal. Nama Twisted Metal sendiri adalah turnamen perang mobil di mana para pemenangnya akan diberikan satu kesempatan untuk mewujudkan apa yang mereka inginkan. Intinya di semua seri Twisted Metal ini kamu memilih karakter mana yang kamu mau, dan kamu membantunya untuk mewujudkan apa yang ia inginkan dengan kesempatan yang diberikan Calypso (SPOILER: rata-rata mereka semuanya berakhir tragis, Calypso-lah pemenangnya).

Terdapat belasan mobil yang bisa kamu pilih di sini, dan salah satunya adalah mobil patroli yang dikemudikan polisi cantik ini

Sebagian besar permainanmu di Twisted Metal 2 merupakan aksi death matchyang mengharuskanmu menghancurkan beberapa mobil kompetitor lain supaya kamu bisa melanjutkan ke tujuh arena map berikutnya. Selain mobil dari karakter lain, dalam dua arena yang kamu lalui tadi kamu juga akan berhadapan dengan dua bos yang mempunyai proporsi bentuk kendaraan di atas rata-rata: satu bos berwujud tank militer bernama Minion, dan bos terakhir berupa truk es krim raksasa bernama Dark Tooth yang memiliki dua variasi bentuk untuk kamu lawan.
Untuk segi kontrolnya sendiri, well, bisa dibilang Twisted Metal 2mempunyai patokan learning curve yang harus kamu latih sendiri seiring dengan makin bertambahnya total playtime kamu saat memainkan gameini. SingleTrac mematok susunan kontrol pengendalian mobil pada empat tombol PlayStation utama (segitiga untuk nitro, kotak untuk gas, tombol X untuk rem, dan lingkaran untuk mundur), dan kontrol persenjataan pada empat tombol bahu PlayStation (R2 untuk menembak peluru biasa, L2 untuk mengeluarkan arsenal senjata).

Lihat fondasi menara Eiffel yang berdiri di situ? Kamu bisa meledakkannya untuk semakin memeriahkan suasana perang di kota Paris

Yang menarik, Twisted Metal 2 mengusung hidden combo yang bisa kamu lakukan dengan menekan tombol D-pad secara benar, untuk mengeluarkan beberapa skill umum yang dimiliki masing-masing mobil yang kamu pilih. Kamu bisa mengeluarkan serangan freeze attack dengan menekan kombinasi kiri, kanan, atas, atau  memasang shield pelindung selama lima detik dengan kombinasi D-pad atas, atas, kanan yang sangat bermanfaat di beberapa situasi. Belasan hidden combo yang kamu keluarkan tadi akan menghabiskan meteran energy yang terletak di pojok atas meteran healthkamu dan bisa beregenerasi seiring waktu, sehingga kamu perlu memanfaatkannya dengan baik.

AI musuh yang kamu hadapi di Twisted Metal 2 sendiri bisa saya katakan jauh lebih mudah (dalam artian setting difficulty normal) dibandingkan Twisted Metal pertama, namun hal itu bukanlah anggapan bahwa mereka berdiam diri saja menghadapi aksimu di medan pertempuran. Setiap mobil kompetitor yang kamu hadapi selalu memberimu perlawanan yang cukup menantang lewat kombinasi serangan spesial dan arsenal persenjataan yang mereka punya, apalagi ketika pertempuranmu terjadi di wilayah terbuka seperti di stage ke-7 “Holland: Field of Scream“. Kuncinya kemenanganmu di sini adalah, di Twisted Metalkamu harus bergerak di sekitar arena permainan secara aktif, atau jika tidak, maka roket musuhlah yang akan meluluhlantakan kendaraanmu terlebih dahulu.

Twisted Metal 2 merupakan debut kemunculan Axel, pria yang terpasung di kendaraan aneh berwujud dua roda raksasa ini

Berbicara seputar wilayah arena pertempuran, Twisted Metal 2merupakan seri Twisted Metal pertama yang menyuguhkan fitur destructible environment di mana roket dan amunisi yang kamu muntahkan di beberapa bagian arena bisa menimbulkan perubahan bentuk map yang sangat menarik untuk dijelajahi. Sebagai contoh, pada bagian stage kota Paris, kamu bisa meledakkan Menara Eiffel dengan bom C4 supaya bisa menjelajahi atap gedung kota Paris sambil menembaki musuh yang ada di bawah. Bahkan pada bagian stage benua Antartika, kamu harus waspada terhadap daratan es yang kamu injak karena arena yang terbentuk dari gunungan es iceberg tersebut akan runtuh seiring waktu, Yep, bertempur di tengah-tengah longsor salju yang mematikan, menarik bukan?

Dan terakhir, bagian terbaik yang menjadikan Twisted Metal 2 selalu membekas di kepala para fans adalah penyajian track musik bernuansaelectro-rock yang benar-benar iconic untuk membakar semangatmu di balik roda kemudi. Sebaliknya, di beberapa stage SingleTrack menyelipkan beberapa track bernuansa dramatis yang menyiratkan kesan ancaman yang membuatmu merasa perlu lebih berwaspada lagi ketika berhadapan dengan kendaraan lawan. Overall, track musik Twisted Metal 2 merupakan yang terbaik di eranya, dan membuat seolah penampilan musisi gothic rocksekelas Rob Zombie di Twisted Metal 3 dan 4 tidak ada apa-apanya.



Sekian riview dari saya, kurang lebihnya mohon maaf.

Sumber :