Senin, 11 November 2013

ISD


Pengaruh Orang Tua dalam Perkembangan Prilaku Anak

dakwatuna.com - Tidak jarang ditemui dalam masyarakat kita adanya pola asuh yang beragam oleh orang tua. Perbedaan pola asuh orang tua ternyata dapat mempengaruhi perkembangan anak. Dalam tulisan ini akan membahas lebih jauh mengenai faktor keluarga, terutama orang tua, yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak terutama perkembangan dalam prestasi anak.

Orang tua adalah aktor utama yang berperan penting dalam perkembangan anak yang diejawantahkan dalam bentuk pola pengasuhan orang tua. Menurut Steinberg, pengasuhan orang tua memiliki dua komponen, yaitu gaya pengasuhan (parenting style) dan praktek pengasuhan (parenting practices). Gaya pengasuhan didefinisikan sebagai sekumpulan sikap yang dikomunikasikan kepada anak dimana perilaku orang tua diekspresikan sehingga menciptakan suasana emosional. Santrock dalam bukunya Educational Psychology (2011) menyinggung 4 macam parenting styles, yaitu authoritative, authoritarian, neglectful, dan indulgent.

1. Authoritative Parenting
Orang tua yang authoritative berperilku hangat namun tegas. Mereka mendorong anaknya menjadi mandiri dan memiliki kebebasan namun tetap meberi batas dan kontrol pada anaknya. Mereka memiliki standard namun juga memberi harapan yang disesuaikan dengan perkembangan anak. Mereka menunjukkan kasih sayang, sabar mendengarkan anaknya, mendukung keterlibatan anak dalam membuat keputusan keluarga, dan menanamkan kebiasaan saling menghargai hak-hak orang tua dan anak. Hal ini mampu  memberi kesempatan kedua pihak (orang tua dan anak) untuk dapat saling memahami satu sama lain dan menghasilkan keputusan yang dapat diterima kedua pihak.

Kualitas pengasuhan ini diyakini dapat lebih memicu  keberanian, motivasi, dan kemandirian. Pola asuh ini juga dapat mendorong tumbuhnya kemampuan sosial, meningkatkan rasa percaya diri, dan tanggung jawab sosial. Mereka juga tumbuh dengan baik, bahagia, penuh semangat, dan memiliki kemampuan pengendalian diri sehingga mereka memiliki kematangan sosial dan moral, lincah bersosial, adaptif, kreatif, tekun belajar di sekolah, serta mencapai prestasi belajar yang tinggi. Pada intinya, orang tua yang menggunakan pola authoritative dapat meningkatkan perasaan positif anak, memiliki kapabilitas untuk bertanggung jawab, dan  mandiri.

2. Authoritarian Parenting
Orang tua authoritarian menuntut kepatuhan dan konformitas yang tinggi dari anak-anak. Mereka lebih banyak menggunakan hukuman, batasan, kediktatoran, dan kaku. Mereka memiliki standard yang dibuat sendiri baik dalam aturan, keputusan, dan tuntutan yang harus ditaati anaknya. Bila dibandingkan dengan pola asuh lainnya, orang tua authoritarian cenderung kurang hangat, tidak ramah, kurang menerima, dan kurang mendukung kemauan anak, bahkan lebih suka melarang anaknya mendapat otonomi ataupun terlibat dalam pembuatan keputusan.

Pengasuhan dengan pola ini berpotensi memunculkan pemberontakan pada saat remaja, ketergantungan anak apada orang tua, merasa cemas dalam pembandingan sosial, gagal dalam aktivitas kreatif, dan tidak efektif dalam interaksi sosial. Ia juga cenderung kehilangan kemampuan bereksplorasi, mengucilkan diri, frustasi, tidak berani menghadapi tantangan, kurang berkeinginan mengetahi secara intelektual, kurang percaya diri, serta tidak bahagia.

3. Neglect Parenting
Pola pengasuhan ini disebut juga indifferent parenting. Dalam  pola pengasuhan  ini, orang tua hanya menunjukkan sedikit komitmen dalam mengasuh anak, mereka hanya memiliki sedikit waktu dan perhatian untuk anaknya. Akibatnya, mereka menanggulangi tuntutan anak dengan memberikan apapun yang barang yang diinginkan selama dapat diperoleh. Padahal hal tersebut tidak baik untuk jangka panjang anaknya, misalnya terkait peran dalam pekerjaan rumah dan perilaku sosial yang dapat diterima secara umum. Orang tua pola ini cenderung tidak tahu banyak tentang aktivitas anaknya. Mereka jarang berbicang-bincang dan hampir tidak mempedulikan pendapat anaknya dalam membuat keputusan.

Orang tua neglect atau indifferent bisa saja menganiaya anaknya, menerlantarkan anaknya, dan mengabaikan  kebutuhan  maupun kesulitan anaknya. Minimnya kehangatan dan pengawasan orang tua membuatnya terpisah secara emosional dengan anaknya sehingga membuat anak minimal dalam segala aspek, baik kognisi, bermain, kemampuan emosional dan sosial termasuk kedekatan/kelekatan pada orang lain. Jika terus menerus terjadi, akan membuat anak berkemampuan rendah dalam menolerir frustasi, pengendalian emosi, perilaku, dan prestasi sekolahnya pun amat buruk. Ia sering kurang matang, kurang bertanggung jawab, lebih mudah dihasut dan dibujuk teman sebayanya, serta kurang mampu menimbang posisinya.

4. Indulgent Parenting
Orang tua indulgent atu permissive berperilaku  highly  involved  pada anaknya. Mereka cenderung  menerima, lunak, dan lebih pasif dalam  kedisiplinan. Mereka mengumbar cinta kasih tetapi menempatkan sangat sedikit tuntutan terhadap perilaku anak dan memberi kebebasan tinggi pada anak untuk bertindak sesuai keinginannya. Terkadang orang tuanya mengizinkan ia mengambil keputusn meski belum mampu melakukannya. Orang tua semacam ini cenderung memanjakan anak, ia membiarkan anaknya mengganggu orang lain, melindungi anak secara berlebihan, membiarkan kesalahan diperbuat anaknya, menjauhkan anak dari paksaan, keharusan, hukuman, dan enggan  meluruskan  penyimpangan perilaku anak.


Baumrind (dalam Barus, 2003) menemukan bahwa anak yang menerima pola pengasuhan ini sangat tidak matang dalam berbagai aspek  psikososial. Mereka impulsive, tidak patuh, menentang jika diminta sesuatu yang bertentangan dengan keinginan sesaatnya, kurang tenggang rasa, dan kurang toleran dalam bersosialisasi. Pemanjaan terhadap anak dapat menyuburkan keinginan ketergantungan dan melemahkan dorongan untuk berprestasi. Thornburg (dalam Barus, 2003) mengemukakan dua alasan mengapa anak yang diasuh dengan pola seperti ini tidak dapat ditingkatkan perilaku tanggung jawabnya. Yaitu, (1) parents who are permissive give little guidance or direction to their adolescents and (2) adolescents do not tend to model the behavior of a parent in the permissive home.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa pola asuh orang tua begitu berpengaruh terhadap kondisi perkembangan anak termasuk dalam prestasinya. Bila anak berada dalam pengasuhan yang kondusif, maka anak akan terbantu dalam proses kematangan perkembangan kognitif, afeksi, dan konasinya. Anak yang dibesarkan dari keluarga authoritative lebih mapan secara psikososial dan lebih berprestasi dibandingkan anak-anak yang dibesarkan dari keluarga authoritarian, neglect, dan indulgent.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/05/25/33792/pengaruh-orang-tua-dalam-perkembangan-anak/

Jumat, 18 Oktober 2013

BANJIR DAPAT MENJADI MASALAH SOSIAL




Terkadang kita dapat menjumpai masalah sosial atau malah sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, kali ini saya akan membahas salah satu masalah sosial yang terjadi di kehidupan kita yaitu Banjir.

Di setiap musim hujan, banjir menjadi salah satu masalah yang serius. . Wilayah Jakarta, tangerang, dan Bekasi yang sebelumnya tidak pernah terkena banjir kini tidak bias mengelak lagi. Pada umumnya banjir disebabkan oleh kecerobohan masyarakatnya, seperti membuang sampah ke tempat penampungan air, serta membangun permukiman di daerah-daerah resapan air hujan. Akibatnya tempat penampungan air hujan tidak dapat lagi menampung air hujan yang terus bertambah sehingga banyak daerah-daerah/ wilayahnya yang terendam dengan air.

Penelusuran faktor-faktor yang berpengaruh pada peristiwa alam yang menimbulkan bencana dua tahun terakhir ini menunjukkan bahwa ada faktor alamiah yang tidak bisa dikendalikan manusia, tetapi juga banyak faktor yang sebetulnya berasal dari intervensi manusia, termasuk arah kebijakan yang tidak tepat, pengelolaan DAS Ciliwung yang tidak lagi memenuhi kadah-kaidah konservasi lahan,  Curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi, angin kencang, gempa bumi, dan letusan gunung berapi merupakan contoh-contoh faktor alam yang tidak bisa dikendalikan manusia. Sedangkan masalah illegal logging di kawasan hutan, pemukiman, dan budidaya pertanian di lereng gunung merupakan bentuk intervensi yang sebetulnya dapat dikendalikan manusia

Curah hujan di Jakarta akan meningkat. Setidaknya tiga faktor yang menjadi penyebabnya. Pertama, sirkulasi udara dan angin yang melintasi Indonesia. Angin Munson Asia bertiup dari Asia ke Australia. Angin ini melalui Indonesia. Dan angin ini bertiup secara intensif pada bulan ini. Faktor kedua, kondisi perairan di Indonesia terjadi keadaan makro fisis dan mikro fisis. Ketiga, faktor global. El Nino dan La Nina yang berpengaruh pada cuaca Indonesia. Ketiga faktor ini selalu berfluktuasi. Oleh karena itu, iklim selalu akan berfluktuasi. Secara alami, pemicu banjir adalah curah hujan. Secara kuantitas memang sulit menentukan besarnya intensitas curah hujan tersebut. Sulitnya pengukuran disebabkan tidak meratanya hujan yang mengguyur Jakarta.

Banjir merupakan bencana alam yang selalu merugikan kehidupan. Namun, banjir juga dapat menguntungkan bagi lingkungan. Oleh karena itu, banjir memberika dampak positif dan dampak negatif bagi manusia dan lingkungannya. Dampak positif dari banjir adalah menyuburkan tanah di daerah sepanjang aliran karena banjir mengangkut tanah yang subur dari hulu.  Adapun dampak negatifnya adalah korban yang meninggal hingga saat ini mencapai 14 orang, sementara pengungsi mencapai 365 ribu orang lebih, melumpuhkan kegiatan manusia, menghanyutkan tanaman dan lapisan humus tanah, merusak rumah dan harta benda, Menggenangi daerah pertanian, memutus hubungan transportasi, mengurangi persediaan air bersih.


Pencemaran bakteri coli. Sebelum banjir saja, akhir 1999, pengujian beberapa contoh air di kawasan Jakarta menunjukkan, air kolam (di pinggiran kota) sekitar 10.000 sel, air kolam di pertamanan 5.000-8.000 sel, kolam di bundaran Hotel Indonesia minimal 2.000 sel. Sedang pada sumur penduduk di tepi sungai di atas 10.000 sel. Pada sumur penduduk yang paling jauh dari sungai maksimum 1.000 sel. Air PAM Jakarta di sekitar kawasan kota mengandung kurang dari 5 sel dan air PAM yang masuk/ melalui permukiman kumuh antara 25-50 sel (karena kebocoran atau dibocorkan penduduk). Di keran-keran hotel-hotel umumnya antara 1-5 sel. Dampak dari banjir juga dapat mengakibatkan munculnya: 
  1. Bakteri patogen terutama penyakit penyebab tipus, paratipus, kolera, disentri, selalu dijumpai di air selokan, sungai, dan tentu saja air banjir. Penyebabnya antara lain akibat air keruh, banyak kotoran manusia dan sampah yang membusuk.
  2. Bakteri penghasil toksin atau racun, yang sering menyebabkan keracunan makanan secara massal misalnya makanan katering di pesta atau pabrik. Bakteri ini tergolong aerobik seperti Pseudomonas ataupun anaerobik seperti Clostridium yang dapat mematikan.
  3. Jamur penghasil mikotoksin (racun jamur) yang di samping merupakan penyebab keracunan makanan, juga bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Ini bisa dilihat tumbuh pada tepung atau hasil olahannya yang berwarna kebiruan, kehijauan, atau warna lainnya.
  4. Curah hujan di kawasan hulu juga bisa membawa spora (bibit) jamur liar yang kemudian tumbuh di lapangan, kebun ataupun pekarangan rumah. Waspadai jamur ini karena beracun dan dapat mematikan kalau dimakan.
  5. Mikroba terutama bakteri yang menimbulkan terjadinya korosi pada berbagai bahan bangunan dan peralatan rumah tangga, rel kereta api, tiang dan kerangka jembatan, pipa PAM maupun pipa lainnya. Mikroba juga merusak tembok, yang diawali dengan tumbuhnya jamur berwarna gelap (hitam, biru, merah, hijau). 


Setelah mempelajari dengan saksama berbagai aspek penyebab banjir, Substansinya adalah mengendalikan aliran air dari hulu sungai dan membatasi volume air masuk kota. Karena itu, perlu dibangun saluran kolektor di pinggir selatan kota untuk menampung limpahan air, dan selanjutnya dialirkan ke laut melalui tepian barat kota. Saluran kolektor yang dibangun itu kini dikenal sebagai "Banjir-Kanal" yang memotong Kota Jakarta dari Pintu Air Manggarai bermuara di kawasan Muara Angke. Pencegahan di wilayah hulu, yaitu dengan membangun beberapa bendungan untuk penampungan sementara, sebelum air di alirkan ke hilir. Usaha yang dapat dilakukan untuk penanggulangan banjir adalah menjauhkan permukiman, industri dan pusat pertumbuhan lainnya dari daerah banjir yang sudah secara historis dipetakan oleh hujan. Untuk mengurangi kerugian banjir akibat hujan, perlu dikembangkan peringatan dini. Caranya, dengan mengukur tinggi hujan di berbagai tempat, lalu dibuat kurva hubungan antara curah hujan (tinggi hujan) dengan tinggi muka air sungai yang akan terjadi.

Daerah aliran sungai (DAS) adalah wilayah yang potensial menjadi daerah tangkapan air hujan yang akan mengalirkan ke sungai yang bersangkutan. Perubahan fisik yang terjadi di DAS akan berpengaruh langsung  terhadap retensi DAS terhadap banjir. Retensi DAS adalah kemampuan DAS untuk menahan air di bagian hulu. Perubahan tata guna lahan, misalnya dari hutan dijadikan perumahan, perkebunan atau lapangan golf akan menyebabkan retensi DAS ter-sebut berkurang secara drastis. seluruh air hujan akan dilepaskan DAS ke arah hilir. Sebaliknya semakin besar retensi suatu DAS semakin baik, karena air hujan dapat dengan baik diresapkan (diretensi) dan secara perlahan-lahan dialirkan ke sungai hingga tidak menimbulkan banjir di hilir. Sebagai permulaan program tersebut adalah perbaikan Pintu Air Manggarai sehingga mampu menampung kapasitas air yang masuk, meningkatkan kapasitas Banjir Kanal Barat dari 300 m3/dt saat ini menjadi 350 m3/dt. Selain itu, meningkatkan polder-polder (penampungan air) yang ada, memperbanyak pompa dan membangun rumah susun untuk warga yang terkena bencana banjir. Pemda diminta untuk menyediakan tempat penampungan bagi pengungsi banjir di 80 titik rawan banjir. Mengenai penataan wilayah Bogor, Puncak, Cianjur (Bopunjur) pemerintah tengah memikirkan untuk memberi intensif bagi wilayah Bopunjur jika nantinya kawasan tersebut dikembalikan fungsinya sebagai daerah resapan. Juga melakukan penutupan dan peninggian tanggul kritis serta menanggulangi kerusakan tebing akibat erosi. 


Untuk mengurangi peristiwa banjir, sebaiknya pemerintah melakukan peringatan dini. Tinggi muka air sungai di daerah hulu harus selalu dipantau untuk dapat memberikan peringatan lebih awal. Dengan demikian, penduduk dapat disiapkan untuk mengamankan diri dan barang-barangnya beberapa jam sebelum banjir terjadi. Pemerintah DKI Jakarta dan Jawa Barat juga melakukan kerjasama menangani masalah DAS Ciliwung. Mengatasi banjir di hilir (Jakarta), yang pertama prinsipnya adalah meningkatkan infiltrasi air di daerah hulu DAS Ciliwung, yakni daerah atas dari Jakarta.

Selain itu pemerintah DKI Jakarta perlu membuat tim mitigasi bencana banjir yang solid dan profesional sehubungan banjir di Jakarta saat ini sudah menjadi tradisi tiap musim penghujan.
 



Senin, 16 September 2013

Juventus Rilis Skuat Melawan FC Copenhagen


Juventus memanggil 21 pemain pada pertandingan awal, yang salah satunya tak bisa dimainkan di laga ini. Siapakah dia?

Jelang menghadapi FC Copenhagen di matchday pertama babak grup Liga Champions, pelatih Antonio Conte mengumumkan nama 21 pemain yang akan membela Juventus.

Dari 21 nama yang dipanggil, ada Marco Motta. Hal ini cukup mengherankan mengingat pemain tersebut tak bisa dimainkan Juventus di ajang Liga Champions musim ini.

Sementara pemain seperti Claudio Marchisio, Martin Caceres, Simone Pepe dan Rubinho tak dilibatkan dalam tim.

Ada pun Juventus akan memulai laga Liga Champions mereka melawan FC Copenhagen Rabu dinihari WIB.

Skuat Juventus:
1 Buffon, 3 Chiellini, 5 Ogbonna, 6 Pogba, 9 Vucinic, 10 Tevez, 11 De Ceglie, 12 Giovinco, 13 Peluso, 14 Llorente, 15 Barzagli, 19 Bonucci, 20 Padoin, 21 Pirlo, 22 Asamoah, 23 Vidal, 26 Lichtsteiner, 27 Quagliarella, 30 Storari, 33 Isla, 50 Citti

Isco: Real Madrid Favorit Di Liga Champions


Gelandang anyar Los Blancos ini yakin bahwa klubnya ada di posisi yang bagus untuk mengamankan gelar Liga Champions.
Gelandang Real Madrid Isco mengatakan bahwa klubnya menjadi favorit peraih gelar Liga Champions musim ini.

Los Blancos disingkirkan Borussia Dormund di semi-final pagelaran ini musim lalu, namun bakat muda ini yakin bahwa klub ada dalam kondisi yang lebih baik untuk meraih La Decima, gelar kesepuluh Champions, kali ini.

"Real Madrid adalah favorit untuk trofi Liga Champions," ujar pemain 21 tahun ini dalam konferensi pers.

"ini tak seharusnya jadi obsesi, namun kami akan memberikan segalanya untuk La Decima."